Selasa, 05 Juli 2011

Tak terucap.

Tak jelas bersemu takdir.
Berselimut tebal keabadian.
Suara langit menjerit.
Menitikkan tangisan sepinya.
Bertahan hancurkan kenangan.
Tak ingin sebut lagi namanya.
Tapi.
Hati tak mau mengerti.
Dia biarkan mata ini menangis darah.
Dia biarkan dirinya berlubang.
Dia sebut namamu dari dalam.
Walau tak terucap.

Bonekamu

Aku tergantung di dinding sepi.
Tak bergerak, tak bernafas.
Terikat erat benang yang tak lagi sempurna.
Tertawa tak bernada.
Menangis tanpa air mata.
Sendiri dalam gantungan.
Berteman hampa dan dinginnya terlupakan.
Berlalu lagi siang dan malam.
Aku masih disana.
Aku bonekamu dan milikmu.
Hanya itu aku bahagia