Sabtu, 26 November 2011

SEPENGGAL SAYAP

Keadaan yang sepenuhnya tak ikuti diriku.
Kembali yang tak terganti.
Batas bukan tak berarti.
Bersama langit tak bisa menghentikan.

Seolah waktu berputar mundur.
Sejalan puing indah kenangan.
Pengharapan tertutup hati kecil.
Terjebak di ruang waktu.

Biasa.
Sepenggal sayap tak mampu terbuka.
Sebelahnya lagi hanya bayangan.
Di tinggalkan takdir yang ingin kutulis.
Menyesal sebut dalam hati.

MASIH TENTANG INDAH

menutup sejenak rasa indah.
menatap kosong ke arah selanjutnya.
hati ini tertutup rapat.
tak lagi dapat menatap kagum.
hanya ada bekas tersisa.

pesona kehilangan artinya.
makna keindahan hanya sebuah pengkhianatan.
luput dari kiasan tentang indah.
tak indah walau berkata indah.

hati ini terkungkung sendirian.
berselimut takdir keabadian.
tak ingin kembali merasa indah.
masih tentang indah.

HATI DI DADA

Rasa malibuk dalam dada
kambang bungas gugur ka tanah.
Tapancar banyu mata.
Taganang ristaan ka batin.

Langit nang dahulu satu warna.
Tarubah tatambahi warna hirang.
Hujan kada lagi bungas.
Mehambur ingatan jantung hati.

Hati nang ramuk.
Hati nang rusak.
Hati nang patah.
Hati nang kada sempurna.
Wayah pian di lain waktu.

DALAM NASKAH

Membuka alur kegelapan.
Sebuah sinopsis mengikutinya.
Tertulis dengan tinta biru.
Kata berupa kepedihan.
Ekspresi dari kepalsuan.
Latar tertidur dalam buaian hitam.
Harapan ingin sirna tak terbatas.
Terhapus ruang dan waktu sebenarnya.
Tertinggal sakitnya kehilangan waktu.
Rima tak mengarah pada plot.
Tertulis di naskah.

RACUNMU

darah tak sepenuhnya darah.
bersenyawa dengan racunmu.
merusak keadaan sejatinya.
mengalir menuju tahap selanjutnya.
mencoba menghentikan nadi hidupku.
sebaliknya.
indraku berharap lebih pada racunmu.
membawa mimpi yang hilang kembali.
sebuah ruang bernama rindu terbuka di hati.
lagi dan lagi.
berharap racunmu penuhi lagi tubuhku.
ketergantungan indahmu.
racunmu menghidupkan dengan perlahan membunuhku.
racunmu yang kusebut cinta.